Senin, 17 Oktober 2016

Long Time No See^^

Aku masih belum menemukan tempat paling aman menyimpan cinta selain di dalam langit doa
Dan aku masih belum menemukan siapa gerangan yang telah digariskan oleh Tuhan untuk memetik doa-doa cintaku yang semakin melangit
Kamu.. iya Kamu
Semoga Allah mempertemukan kita di waktu yang tepat, Aamiin

Semarang, 18 Oktober 2016

Selasa, 15 Maret 2016

D30(2)

Bagaimanapun, Tetap  Ingat Allah



Assalamualaikum SahabatFillah....
Apa kabar hari ini ?
Bagaimana kabarnya hati ?
Sehatkah ?
Atau sedang sakitkah ?
Semoga Allah selalu melindungi kita dari segala macam penyakit, fisik maupun hati^^
Seringkali saat bahagia kita melupakan Dia, pura-pura tidak ingat.
Dibangunkan sholat Subuh jawabnya nanti, hingga akhirnya terlewati matahari.
Ketika Dzuhur datang, jawabnya waktu istirahat, makan, lalu kapan sholatnya ? Terlewat lagi.
Saat Ashar datang, jawabnya nanggung masih di jalan. Dan lagi-lagi waktu Ashar hanya numpang lewat.
Hari mulai petang, adzan Magrib pun berkumandang, namun masih dengan alasan yang macam-macam hingga Magrib pun tak sempat.
Lalu Isya ? Kan waktunya panjang, nanti saja lah.. Tiba-tiba ? Mata sudah terpejam.
Astaghfirullahaladzim...
Ketika diseru untuk bersedekah ? Ah, tapi kan tidak punya uang. Memangnya sedekah harus dalam bentuk uang ?
Ketika diperintahkan untuk menolong orang lain ? Memangnya kalau menolong orang lain, akan ditolong juga ? Sekecil apapun amal baik yang kita lakukan pasti ada balasan dari Allah SWT.
Diperintahkan untuk mengaji ? Banyak alasan ini itu, itu dan ini.
Baiklah, kalau begitu istighfar...
Masih enggan pula ?
Lantas mau jadi apa ? Bisanya apa ?
Ini itu tidak mau, tidak ada bersyukurnya.
Tiba-tiba di tengah ricuhnya bahagia dunia, ada yang membuat luka. Baru tergerak untuk menggelar sajadah, menangis mengadu, bersedekah seraya berkata Ya Allah mengapa mereka mendzolimiku ? Bukan mereka tapi diri sendiri yang dzolim terhadap Allah. Kenapa ? Lagi-lagi kenapa -_-
Jika kau menanyakan mengapa diberi luka, bukankah saat bahagia membuatmu seakan melupa siapa yang memberimu kenikmatan itu ?
Dan bukankah lebih baik sebuah duka jika itu membuat sadar bahwasannya kau, kita, mereka hanyalah seorang hamba ?
Bukankah lebih baik air mata jika bisa membuat kita senantiasa mendekat pada-Nya ?
Sungguh.. ada hak Allah yang harus kita berikan juga tunaikan. Jangan jadikan dirimu sebagai hamba yang lupa berterimakasih juga lupa bahwa sehebat apapun kita hanyalah seorang hamba-Nya.
Semoga dalam keadaan apapun baik suka maupun duka tetaplah Allah semata yang ada di kepala pun di hati kita.

Aamiin^^

Senin, 14 Maret 2016

D29(2)

Hijrah - Bismillah Istiqomah J




Tidak ada yang sempurna di dunia ini, bahkan mereka yang mempunyai jabatan tertinggi sekalipun. Kesempurnaan hanya milik-Nya, akan tetapi kita sebagai makhluk diwajibkan untuk berusaha menjadi lebih baik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa kita dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Menjadi lebih baik bukan berarti harus sempurna. Yang bisa menilai perbuatan kita hanya Allah SWT. Penting untuk meluruskan niat, melakukan kebenaran, dan istiqomah dalam keberjalanannya. Memulai sesuatu itu mudah, tapi konsistensi untuk melakukannya itu yang susah.
Seperti halnya dengan berhijrah. Mengumpulkan niat hingga memutuskan untuk berhijrah, berat. Butuh keyakinan yang kuat untuk memulai dan memikirkan apa yang akan terjadi setelah kita berhijrah. Tak luput juga bagaimana pandangan orang tentang kita. Positif kah ? Negatif kah ? atau biasa-biasa aja, siapa peduli. Hidup kita hanya untuk Allah, tidak perlu memusingkan apa yang mereka katakan. Cukup ambil yang baik, tinggalkan yang buruk. Haha... kalau cuma di bibir mudah ya, bagaimana realitanya ?
Kembali ke pribadi masing-masing, bagaimana niatnya, komitmennya, dan perjuangannya. Hijrah ke jalan yang seharusnya, sesuai yang diperintahkan olehNya. Sulit ? Tidak juga. Akan menjadi sulit jika kamu berpikiran bahwa itu sulit, dan akan mudah jika kita berpikiran bahwa itu mudah. Positif thinking. Laa Tahzan, Innallaha ma’ana (Jangan sedih, Allah bersama kita).
Positif thinking adalah saat kamu berjalan dan menengadah ke atas, tiba-tiba seekor burung menjatuhkan kotorannya ke muka mu. Kamu tidak marah dan tidak menangis, justru kamu bersyukur karena kerbau tidak bisa terbang seperti burung J
Ketika hasrat ibadah terasa lemah, ketika taat terasa berat, ketika syahwat makin menguat, dan ketika hati terkubur dalam futur, maka jawaban apa yang kamu berikan jika ditanya :
“Relakah kamu mati dalam keadaan seperti itu ?”
Jika tidak, maka bangkitlah ! Tidak ada jaminan berumur panjang, tidak ada jaminan kita mati tua. Sesungguhnya tidak ada peluang ketaatan tatkala keematian datang. Lalu, akankah kalian hanya akan diam ? Menutup mata dan telinga, berpura-pura tidak tahu ? atau sudah tahu tapi tidak mau memulai berhijrah ?
Wahai sahabat muslimah, luruskan pakaianmu. Apa yang kita pakai, membawa bersama meruah Islam. Bukan hanya mau dilihat baik dengan penampilan, tetapi biarlah dunia melihat Islam yang tinggi dan indah nilainya. Jadilah muslimah yang meninggikan Islam, bukan menjatuhkan. Jadikan pakaianmu itu menjagamu dari fitnah dan nafsu mata. Jadilah lebih berharga dengan rasa malu. Luruskan niat hanya untuk Allah. Jangan sesekali mendamba pujian dan hanya menunjuk. Tuntut ilmu, jaga akhlak, agar tidak lari dari fungsi ‘apa yang dipakai’

“Ya Allah.. yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadaMu (HR Muslim)”

Minggu, 13 Maret 2016

28(2)

Sabar – Allah Sayang Kepadamu



Belajarlah untuk ikhlas menerima kehendak Allah, karena Dia lebih tahu mana yang terbaik.

Ketika seuntai senyum tulus kepada seseorang tak terbalaskan, maka yakinlah bahwa Allah akan selalu tersenyum kepadamu. Tetaplah tabah dalam menerima, mungkin Allah sedang mengujimu.

Ketika tegur sapa kepada seseorang tak terjawabkan, maka yakinlah bahwa Allah akan selalu menyambut bait-bait doamu.
Bersabarlah..
Allah sayang kepada orang-orang yang selalu sabar dalam menghadapi semuanya.

Ketika secercah harapan kepada seseorang disia-siakan, maka yakinlah bahwa Allah akan selalu menyertai dalam setiap langkahmu.
Rangkailah mimpi baru, mungkin Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih indah untukmu.

Ketika kepercayaan yang engkau titipkan kepada seseorang dikhianati, maka yakinlah bahwa Allah selalu menepati janji-janjiNya.
Angan pernah kehilangan semangat, tetap berusaha yang terbaik biarlah Allah melihat apa yang terbaik untukmu.

Ketika kesetiaan yang engkau berikan kepada seseorang diduakan, maka yakinlah bahwa Allah akan selalu ada untukmu, mendengar semua keluh kesahmu.
Tetap tegar, mungkin Allah sedang menyiapkan yang lebih baik untukmu.

Dan ketika ungkapan kasih sayang suci pada seseorang terabaikan, maka yakinlah bahwa Allah akan memberimu pengganti yang lebih baik di masa datang.
Maha Suci Allah dengan belaian kasih sayangNya, ambilah hikmah yang tersirat
Sesungguhnya apapun keinginan kita yang belum bisa diraih sekarang, cepat atau lambat Allah akan memberikan yang terbaik.
Berusahalah yang terbaik, tunjukkan kepada Allah bahwa kamu kampu, sehingga Allah pun memberikan yang terbaik untukmu.

Allah adalah sebaik-baiknya penulis skenario kehidupan makhluk-Nya^^

Sabtu, 12 Maret 2016

D27(2)

Mimpi yang Tertulis, Terucap, dan Terwujud



“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia”

Sepenggal lirik lagu yang dibawakan oleh Nidji, yang sampai saat ini masih menjadi acuan bagiku untuk mengarungi kerasnya hidup. Semenjak aku membaca dan menonton film dari novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, aku semakin menggila untuk terus bermimpi. Ah.. dari dulu hidupku memang selalu menggila.

“Hidup berawal dari mimpi.”

Kutipan novel Sang Pemimpi itu selalu ada dalam ingatan. Setiap kali aku lelah dan ingin menyerah, ku buka lagi lembar demi lembar novel itu, entah untuk yang ke sekian kalinya. Aku tidak akan pernah bosan.
Bosan untuk bermimpi ?
Haha...yang benar saja
Tidak akan menjadi bosan menjadi “Sang Pemimpi” jika kamu menuliskannya, mengucapkannya dalam peraduan doa pada Tuhan, maka Tuhan akan mendengar, maka Tuhan akan mengabulkan. Tetapi jangan lupa dengan usaha kamu,dilakukan sepenuh hati, sepenuh jiwa, memaksimalkan kemampuan yang diberikan. Sejatinya itu adalah amanah dari Tuhan. Manusia masih diberi hidup sama artinya dengan masih diberi amanah, masih ada tujuan yang belum dicapai. Kalau hidup hanya sekedar hidup, rumput juga hidup.

Lalu apa yang kamu impikan ?
Sejauh manakah langkahmu dalam bermimpi ?
Sekedar bermimpi ?
TIDAK..
Bermimpi
Tuliskan mimpimu
Sampaikan pada Tuhanmu
*Terlepas dari “Takdir”

Aku percaya bahwa mimpi yang dituliskan, mimpi yang disampaikan pada Tuhan, dan tak terlepas dari kerja keras, mimpi itu bukan lagi sekedar mimpi. Bagaimana saya bisa mengatakan seperti itu ? Tentu bukan tanpa alasan dan bukan sekedar bualan. Aku merasakannya, mengalaminya. Keajaiban dari mimpi yang ditulisakan sejak  3 tahun yang lalu.
Ini adalah beberapa mimpi sederhana yang ku tuliskan dan sudah dikabulkan
-           
-          Nilai 100 di mata pelajaran Matematika dan Biologi

Aku menuliskan impi seperti ini sudah sejak kelas 1 SMA. Aku tertarik pada cerita dari salah satu guru saat usai sholat Dzuhur. Tidak ada kalimat istimewa yang membuka percakapan kami. Hanya berkenalan karena saat itu aku murid baru. Beliau bercerita bahwa ada murid kelas 3 yang mendapat nilai 100 di mata pelajaran Biologi dan Fisika. Dengan PD nya aku menanggapi
“Fira nanti juga mendapatkan nilai 100 kok Bu, di Fisika dan Biologi, sama seperti Mas Mbaknya”
Tapi Tuhan menjawabnya di mata pelajaran matematika, bukan fisika. Dan biologi terjawab saat kelas 3 SMA.

-          Usia 18 tahun Lulus dari SMA, Masuk Undip Kesehatan Masyarakat tanpa tes tanpa bayar, dan Punya Laptop serta HP sendiri.



Memang agak aneh punya mimpi Lulus dari SMA, karena bagi sebagian orang itu suatu kepastian, bukan merupakan mimpi. Lalu kenapa ku masukkan dalam daftar impian ? Pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh orangtua bahkan keluarga besar ku adalah SMA. Setidaknya aku juga bisa menyamai mereka.
Mimpi lulus dari SMA terjawab sudah. Ku lanjutkan lagi mimpi untuk kuliah. Entah dasar apa aku punya ambisi untuk memutuskan seperti itu. Allah mengabulkannya. Lolos SNMPTN dan Bidikmisi, tanpa tes tanpa bayar, dapat uang bulanan.
Karena masuk kuliah, mau tidak mau aku harus punya laptop dan HP yang merupakan barang penting bagi anak kuliahan (katanya). Kemudian bapakku membelikannya, entah itu uang dari mana.
Alhamdulillah.. ketiga mimpi itu terjawab dalam satu rangkaian di usia ku yang ke 18, tidak ada satu bulan. Sungguh ini kado ulangtahun terindah dari Tuhan.

-          Masuk UPK Lembaga Pers Mahasiswa dan IP 3,6
Ini aku tulis saat sudah di bangku kuliah. Tiba-tiba tertarik dengan dunia kejurnalistikan. Waktu itu ada event pelatihan jurnalistik dasar dan aku ikut tergabung sebagai peserta. Alhasil.. aku dapat penghargaan sebagai penulis artikel berita terbaik. Mungkin karena itu aku mendaftarkan diri ke UPK LPM Publica Health dan diterima.
Semseter 1 dan 2 , IP belum sesuai yang aku harapkan. Mungkin Tuhan mempunyai rencana lain yang mampu membuat perubahan positif untuk diriku.dan IP 3,6 aku raih tepat pada semester 3 kemarin.

Semenjak itu aku tidak takut lagi untuk bermimpi dan menuliskan mimpi itu pada selembar kertas. Aku percaya, meskipun Allah tidak mengabulkannya pada satu waktu, suatu saat PASTI akan terwujud. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk makhluk-Nya. Kita hanya mampu berencana, namun Allah yang berkehendak.
Jangan pernah berhenti bermimpi,
Jangan takut untuk menuliskan mimpi,
Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu^^


“Kaum Muda yang kita butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan siapapun.”-John F. Kennedy, Presiden Amerika paling masyhur

Jumat, 11 Maret 2016

D26(2)

Ini Jalanku - Plihanku



Aku pernah merasakan sedih saat ditinggal oleh seseorang. Seseorang yang dulu begitu dekat, kemudian Allah memisahkan sejenak ataupun selamanya.
Hanya karena perubahan jilbab lebar dan khimar panjangku .
Hanya karena perubahan sikapku dalam menyapa.
Hanya karena caraku yang berbeda dalam memaknai arti cinta sebelum halal itu tiba.
Hanya karena ketegasanku menyikapi perkara halal dan haram dalam bermuamalah pada sesama ataupun padaNya.
Iyaa...
Karena perubahanku ini, membuat beberapa orang mundur meninggalkanku.
Beberapa dari mereka beralasan karena ini aku tak asyik lagi untuk diajak berteman.
Ada juga yang beralasan karena aku sok taat, sok baik, dan predikat sok lainnya yang menyisakan luka di dada.
Bahkan ada pula yang beralasan karena ini aku ikut aliran tertentu hingga mereka takut untuk dekat denganku.
Mustahil memang... menuntut mereka untuk setia bersamaku. Memaksa mereka untuk tetap mau jalan bersamaku. Bahkan merai ridho untuk memahami keyakinanku.
Sejatinya kita tidak akan pernah berhasil meraih ridho dari setiap makhlukNya kecuali memilih tegar untuk melangkah sendiri dijalanNya.
Dengan bermodalkan keyakinan, jika ini adalah pilihan yang Allah sukai, yang Allah cintai, yang Allah ridhoi, dan cukuplah satu ridho dariNya untuk kumiliki.
*Untuk sahabat-sahabatku yang sedang berhijrah ingin lebih baik lagi dimata Allah. Dari yang belum berhijab berprose menuju berhijab, dari yang berhijab tapi masih modis dan berlebihan semoga Allah gerakan lagi hatinya untuk melangkah menuju hijab yang sesuai syariat. Dan yang sudah berhijab sesuai syariat diistiqomahkan, terus diperbarui ilmu,iman dan amalnya.
Aamiin...^^

Rabu, 09 Maret 2016

D25(2)

Saya Diam,  Saya Dengar, dan Saya Paham

Pernah dengar ungkapan seperti ini :
“Hidup kita Tuhan yang mengatur, kita yang menjalani, dan orang lain yang berkomentar”
Benar kan ?
Iya.. benar. Benar sekali
Hidup kita diatur oleh Tuhan, dengan segala ketetapan-Nya. Tidak hanya diciptakan semata, tapi hanya untuk beribadah, menyembah, mengabdi,  bertaqwa, dan berserah diri kepada-Nya. Apa yang menjadi ketetapan-Nya sudah sangat jelas, tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Ada manusia yang benar-benar paham dan menjalankannya, ada yang paham tapi tidak menjalankannya, ada yang tidak paham tapi menjalannya, dan ada yang yang tidak paham sehingga dia tidak menjalannya. Diantara orang-orang itu yang termasuk golongan orang merugi adalah mereka yang tahu, mereka yang paham akan segala ketetapan Tuhan, tetapi pura-pura tidak tahu sehingga dengan sengaja tidak bisa menjalankannya.
Naudzubillah,
Kita yang menjalani hidup, sebagai aktor kehidupan dimana realita rangkaian perjalanan hidup kita tidak seindah cerita FTV. Persepsi indah tidaknya alur cerita kita, bergantung bagaimana kita mempersepsikannya. Ada yang bilang bahwa “Live is never flat, hidup ini tidak datar-datar saja.”
Asumsi ini akan dibenarkan oleh mereka (manusia) yang menyukai tantangan. Atau paling tidak mereka paham konsep hidup di dunia yang sudah dikalamkan oleh Tuhan.
Semua kembali pada keyakinan asing-masing
Orang lain yang berkomentar, layaknya menjalankan peran sebagai penonton sebuah drama. Jika yang mereka lihat bagus, maka komentar yang dilontarkan adalah komentar yang positif. Sebaliknya, jika yang mereka lihat buruk, maka komentar yang dilontarkan adalah komentar yang negatif. Tapi perlu diingat, persepsi orang satu dengan yang lain berbeda-beda, bergantung pada selera. Belum tentu menurut kamu bagus, menurut orang lain tidak bagus. Menurutmu tidak bagus, menurut orang lain bagus. Ya begitulah, kembali bagaimana mereka mempersepsikan apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, dan apa yang mereka rasakan.
Akan tetapi perlu diingat. Berkomentar pun harus ada dasarnya. Jika berkomentar hanya menurut persepsi tanpa ada landasan yang mendasari asumsi tersebut, bisa jadi itu dikatakan sebagai pelecehan, atau dalam dunia hukum disebutkan sebagai pencemaran nama baik.
Nah loh.. repot juga kan
Berkomentar pun ada salahnya juga. Maka dari itu kita harus punya dasar, landasan, pondasi yang kuat yang dijadikan sebagai pedoman hidup. Untuk apa ? Agar setiap tindakan yang kita ambil baik secara verbal maupun non verbal sesuai dengan ketetapan-Nya. Tidak menyimpang dari ajaran agama, tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Belajarlah untuk bertoleransi. Selama itu benar, sesuai dengan ajaran Tuhan, jangan menghakiminya dengan melontarkan kata-kata tajam, yang kamu sendiri belum tetntu benar. Tidak dipungkiri, sekali dua kali, pasti pernah merasakan yang namanya dihina, dilecehkan, dikata-katain yang buruk dan sejenisnya.
Sakit kan ?
Tersinggung kan ?
Marah kan ?
Apalagi yang dilecehkan itu adalah kaitannya dengan keyakinan sesorang, yang sudah jelas ada ketetapan dari Sang Pencipta. Melecehkan mereka yang sudah sesuai dengan ajaran atau mereka yang baru mau menyesuaikan diri dengan ajaran, itu adalah perbuatan yang salah. Terlebih jika dirimu sendiri tidak atau belum sesuai dengan ajaran tapi sudah berani menghina mereka yang sedang berusaha memperbaiki diri agar sesuai dengan ajaran.
Bukannya sok menasihati, tapi di sini saya merasakannya, mengalaminnya, di depan maupun di belakang saya. Ada omongan-omongan bernada negatif yang dilontarkan, langsung maupun tidak langsung, bahkan hanya dari ekspresi wajah dan gerakan tubuh.
Sejujurnya saya dengar dan paham dengan apa yang mereka lakukan, tapi saya diam. Karena di dalam ajaran yang saya tahu, kebenaran Tuhan tidak pernah salah, dan saya meyakininya. Selama itu benar, Allah akan memudahkan jalanku. Allah akan bersama orang-orang yang mendekatkan diri pada-Nya..
Semoga kita senantiasa istiqomah dalam iman dan Islam

Aamiin YRA J